Selasa, 08 November 2016

PEMBUATAN BAGLOK

Sebenarnya menanam jamur diawali dengan pembuatan PDA atau Potato Dektorase Agar atau yang lebih dikenal dengan f0. Inilah biang atau nenek moyangnya jamur.  Namun kali ini penulis akan langsung dalam pembahasan tentang cara menumbuhkan jamur tiram yang biasa kita dapati pada kayu atau pohon,  oleh karena itu jamur tiram sering disebut jamur kayu.  Seiring kemajuan ilmu pengetahuan ternyata jamur tiram bisa ditumbuhkan dengan media serbuk gergaji yang sudah diolah sebagaimana yang akan kita bahas berikut ini.  Ada 4 faktor sebagai penunjang dalam pembuatan media pertumbuhan jamur antara lain :
1. Alat
2. Bahan 
3. Proses 
4. Tempat
5. Perawatan
Baiklah marilah kita bahas satu demi satu agar nantinya bisa kita dapatkan media yag baik,  yang sanggup menumbuhkan jamur jamur yang segar dan berkualitas. 
ALAT :
1. Drum
2. Kompor gas mie ayam
3. Plastik ukuran 17/30/03 (pembungkus)
4. Cincin
5. Kertas
6. Karet
7. Gas LPG 30 Kg dan
8. Alat pres sederhana untuk mempermudah dan mempercepat dalam pembuatan baglok bisa dibikin sendiri dengan kayu. kami juga menyediakan  alat pres sederhana tersebut dengan harga Rp 400 000 belum termasuk ongkos kirim hubungi : Yazid Almansur , kelurahan kalibenda Sigaluh,  Banjarnegara Jawa Tengah,  hp 081253315583 
Baiklah kita lanjutkan..... :
BAHAN
1. Serbuk gergaji (grajen)  4 kantung 50 kg
2. Dedak (katul)  12 kg
3. Kapur kalsit 4 x 1/4 tompo
4. Air 45% dan
5. Bibit jamur yang Bagus (putih bersih, tebal) 
PROSES
Proses yang dimaksud disini adalah proses pembuatan baglok,  dimana proses pembuatan baglok akan melalui beberapa tahapan. :
1. Mencampur
Bahan bahan yang sudah disiapkan , dicampur menjadi satu dengan perbandingan dan cara yang biasa penulis lakukan,  hal ini untuk mempermudah dalam memeratakan ke empat macam bahan yang sudah disiapkan yakni : srrbug gergaji,  dedak/ katul, kapur dan air. dimana campuran tersebut harus seiseimbang dan merata, karena hal ini sangat menentukan untuk bisa menghasilkan baglok yang berkualitas,  bahkan bisa mengakibatkan kegagalan. Jujur saja,  untuk mencampur ke empat bahan tadi agar merata dan seimbang , bukanlah hal yang mudah , kalau tidak menggunakan tekhnik yang akan segera penulis jelaskan. 
Mula- mula,  kita bagi dedak atau katul yang 12 kg tsb,  menjadi 4 ember/baskom yang masing2 kira-kira 3 kg.  Kemudian bagi juga kapur menjadi 4 tompo,  yang masing2 isinya kira2 1/4.
Ambil 1 kantung serbuk gergaji/grajen dan hamparkan kemudian ratakan dengan kayu atau papan,  lalu ambil 1 ember dedak dan taburkan diatas serbuk gergaji tadi hingga rata.  Diatas dedak, taburkan juga 1/4 tompo yang berisi kapur dan ratakan.  Begitu seterusnya untuk kantung serbuk gergaji berikutnya berlaku juga hal yang sama sebagaimana yang pertama hingga sampai pada kantung gergaji yang ke 4 secara berlapis.  Jadi secara singkat urutan tsb menjadi :
Grajen, dedak, kapur-grajen, dedak, kapur. Grajen, dedak, kapur. Grajen, dedak, kapur
Demikianlah penaburan ke tiga bahan secara berlapis.  Dengan jalan inilah maka ketiga bahan tersebut  bisa tercampur dengan merata,  banyak petani jamur yang sukses namun tak sedikit juga yang menuai kegagalan karena tidak memperhatikan tehnik hingga yang sekecil-kecilnya.  Kembali pada pokok permasalahan. 
Setelah ketiga bahan disusun secara berlapis, kita aduk dengan menggunakan cangkul atau sekop,  hingga tercampur dengan sempurna. Setelah itu barulah kita aduk degan air secara bertahap, karena adonan ini kadar airnya juga perlu untuk diperhatikan, nggak boleh terlalu basa juga nggak boleh terlalu kering. Kebanyakan air berakibat baglok tidak masak ketika masuk pada fase sterilisasi yang pada gilirannya nanti akan tumbuh jamur liar. Sedang kakurangan air,  meskipun baglok masak dan steril,  tapi mesilium akan mati karena mesilium juga mahluk hidup seperti halnya kita , mereka juga membutuhkan air untuk hidup
Jadi kadar air pada adukan tersebut harus benar2 pas dan sesuai. Agar tidak mengalami kegagalan, sulit memang tapi bukan berarti tidak bisa kita pelajari.  Berdasarkan pengalaman yang saya alami,  adukan yang baik itu adukan yang basah namun apabila kita genggam,  airnya tidak menetes, juga tidak hancur.  Hal ini sebagai patokan dalam membuat adukan.  Insya allah jika adjkan sesuai dengan apa yang penulis katakan tadi, maka kegagalan mungkin bisa diminimalisir. 
2. Pengomposan
Setelah adukanselesai dibuat,  kemudian dikumpulkan dan ditutup dengan plastik
Untuk dikompostkan selama satu malam,  hal ini dilakukan untuk membantu membunuh bakteri,  dan meratakan kadar air,  jika dalam pengadukan yang dilakukan kurang merata.
3. Penyetakan 
Pada pagi harinya dilakukan  penyetakan bsglok boleh dilakukan secara manual,  tapi akan lebih baik jika ada alat karena dinilai lebih aman dari benda tajam yang masuk dalam baglok seperti potongan kayu bsmbu,  lidi dan lain2. Sebaiknya baglok harus padat dan kuat,  karena jika baglok itu lembek, akan menyulitkan kita dalam menyusun pada drum. Jangan lupa plastik pada baglok bagian bawah sebaiknya ditusuk dengan jari agar masuk ke dalam baglok supaya rapi, dan tidak mengganggu baglok yang lain. 
4. Sterilisasi
Merupakan usaha pembebasan baglok dari kuman,  bakteri ataupun tumbuhan pengganggu dengan cara merebus/mengkukus baglok. boleh dengan kayu sebagai bahan bakarnya atau dengan gas LPG. 
Setelah semua baglok selesa idibuat,  kemudian disusun dalam drum dengan posisi menghadap kebawah supaya tidak kemasukan air,  dimana ujung plastik pada baglok harus dilipat agar isi baglok tidak tumpah saat mengambil baglok. Disusun melingkar,  setiap susunan biasanya berisi 21 baglok. Biasanya jumlah baglok seluruhnya mencapai kurang lebih 200, sudah pasti melebihi permukaan drum hingga 2 meter.  Untuk itu perlu bagi kita untuk memasang bambu pengaman tepat di tengah yang di atasnya dikaitkan dengan atap rumah.  Supaya lebih aman lagi,  setiap pinggir diberi iratan bambu cukup empat buah dengan jarak  yang sama, hal ini dilakukan agar tidak roboh,  dan sebaiknya dipasang sebelum penyusunan baglok dimulai. Setelah penyusunan baglok selesai,  kemudian ditutup serapatmunkin dengan plastik yang berbentuk sarung yang banyak dijual di toko plastik,  ikatkuat - kuat dengan tali rafia setiap lingkaran agar plastik tidak pecah/jebol saat menahan desakan uap karena panas.  Jangan lupa "bagian paling atas plastik diikat dengan karet pada bambu tengah,  persis pocong he he.... 
Oke semua sudahsiap,  nyalakan api dan biarkan tetep menyala hingga mencapai minimal 8 jam,  jika hingga 8 jam api belum padam,  biarkan saja hingga mati sendiri. 
5. Pendinginan
Setelah api padam,  tunggu kira kira setengah jam,  semua tali pengikat  plastik dibuka,  berikut plastiknya kemudian dengan menggunakan sarung tangan,  semua baglok diturunkan dan ditempatkan di tempat yang aman untuk didinginkan kira-kira 4 jam.
6. Inokulasi
Inokulasi adalah memasukkan bibit ke dalam baglok.
Inokulasi baru bisa dilakukan setelah kondisi baglok dingin,  mengapa?  Karena melakukan inokulasi disaat temperatur baglog tinggi/panas akan mematikan bibit,  maka bibit yang kita tanam tidak bisa tumbuh karena sudah mati akibat kepanasan sedang kita tidak menyadari. Hal inilah yang sering terjadi pada petani jamur , maka dalam hal ini diperlukan kesabaran dan ketelitian.  Sebelum melakukan inokulasi,  sebaiknya mandi terlebih dahulu dan ganti baju yang bersih,  karena kita akan masuk pada bagian yang paling penting dan sangat fital. Bersihkan juga ruangan dari debu dan udara yang kotor,  akan lebih baik jika setelah ruangan dibersihkan,  kemudian  pintu ditutup dan nyalakan api
(Sentir)  di tengah ruangan.  Ambilah bibit dengan lidi / stik yg terbuat dari bambu atau logam sebagai sendoknya yang sebelumnya sudah dicuci dan dipanggang di atas api untuk menghindari kontaminasi.  Ambilah bibit kira-kira 12 biji/baglok, lalu beri cincin kemudian tutup rapat-rapat dengan kertas lalu ikat dengan karet gelang.  Kerjakan inokulasi ini dengan teliti dan sabar.  Hal yang perlu diingat,  jangan menunda waktu terlalu lama dalam inokulasi,  cari waktu yang longgar,  karena inokulasi sebaiknya dilakukan dalam 1 hari,  jika mau menunda inokulasi,  asal baglok belum diturunkan dari drum dan belum dibuka,  karena daya panasnya bisa bertahan hingga 3 hari. Hak yang mungkin perlu untuk diketahui meninggalkan baglok terlalu lama dikhawatirkan ada lalat yang masuk karena bau baglok yang sedap. Hal ini bisa mengakibatkan kontaminasi dan kegagalan. Tempat inokulasi sebaiknya dekat dengan tempat sterilisasi,  tapi jauh dari kandang jamur, jika perlu ada pagar yang memisahkannya.  Karena spora jamur dalam kandang bisa mengakibatkan kontaminasi.  Jika kandang/kumbung jamur masih kosong,  gak masalah.
7. Inkubasi
Inkubasi adalah masa dimana mesilium yang berwarna putih mulai berjalan hingga penuh. membutuhkan waktu kurang kebih 28 hari. pada saat inkubasi baglok membutuhkan tempat yang hangat dan gelap agar mesilium cepat merambat. Suhu diruangan inkubasi sebaiknya berkisar 28 drajat.  Baglok boleh dipindahkan ke kumbug jika sudah mencapai  75% warna putihnya.  Ketika mesilium hampir penuh (kurang)  1cm,  maka kertas penutup boleh dibuka untuk mempercepat tumbuhnya pinhed (bakal jamur).  Pinhed mulai tumbuh kira-kira baglok berumur 35 - 40 hari dari inokulasi (pembibitan)
Demikianlah tehnik membuat baglok jamur tiram,  untuk Bab selanjutnya adalah perawatan jamur dalam kumbung.  Namun karena pada Bagian ini tidak membahas hal itu,  penulis cuma Kasih tau bahwa ada perbedaan karakter baglok ; ketika masa inkubasi,  lebih cocok pada tempat yang gelap,  sedang masa perawatan dalam kumbung , karena sudah tumbuh jamur,  maka kumbung yang tepat bagi jamur tiram adalah kumbung yang terang namun tidak langsung terkena sinar matahari , serta sirkulasi udara cukup.  Untuk lebih jelasnya,  akan kita bahas pada pada Bab yang akan datang.  Penulis hanya mohon maaf sehubungan dengan keterbatasan yang ada pada diri penulis,  tak lupa penulis mengucapkan banyak terima Kasih atas kritik dan sarannya.
Penulis juga menyediakan baglok jamur tiram bagi anda yang berkeinginan untuk bisnis jamur
Harga 2.000/baglok
Belum termasuk ongkos kirim
Hubungi YAZID ALMANSUR
alamat kalibenda,  Sigaluh,  Banjarnegara
Hp : 081253315583
Bisa lewat gmail :
yazidalmansur@gmail.com
No.  Rekening BRI :
6627-01-007269-53-2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar